Masfim.com » Asal Muasal Makan Ketupat Saat Lebaran. Berbicara tentang ketupat adalah hal yang sudah jamak dilakukan oleh masyarakat tanah air karena makanan ini merupakan makanan yang pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa, beliau membudayakan sebuah tradisi yaitu setelah Lebaran, masyarakat setempat menganyam ketupat dengan daun kelapa muda lalu diisi dengan beras kemudian dikukus.
Setelah selesai dimasak, ketupat itu diantarkan ke anggota keluarga atau kerabat yang dituakan. Sejak itulah ketupat jadi lambang kebersamaan dari setiap keragaman.
Selain itu, ternyata ketupat punya filosofi tersendiri yaitu anyaman-anyaman pada kulit ketupat itu mencerminkan betapa banyaknya kesalahan manusia.
|
makan ketupat : muslimahdaily |
Setelah dibelah dua, terlihatlah isi ketupat yang berwarna putih, menggambarkan kebersihan dan kesucian hati manusia, setelah menahan nafsu dengan berpuasa dan memohon ampun atas segala kesalahan. Sementara itu, bentuk ketupat yang sempurna melambangkan sebuah kemenangan umat Muslim yang akhirnya mencapai hari yang Fitri setelah menahan hawa nafsu. Begitulah sejarah singkat mengenai ketupat.
Jadi bisa kita perhatikan bahwa ternyata betapa besarnya peran para wali terdahulu untuk memperkenalkan agama islam dengan tetap menghomati budaya setempat dalam mensyiarkan agama baru di daratan nusantara yaitu Islam. Salah satu contoh yang nyata adalah cerita tentang pandawa lima, beliau mengumpamakan pandawa lima itu sebagai rukun Islam (ada lima) sehingga agama Islam dengan mudah diterima oleh masyarakat pada masa itu.
Kini warisan dari Sunan Kalijaga ini masih tetap dipertahankan bahkan sudah bukan milik Jawa saja tetapi sudah menjadi makanan di wilayah Asia tenggara umumnya, hal ini dapat dilihat di negara Malaysia masih dijumpai makanan serupa yakni ketupat. Hal ini terjadi akibat banyaknya orang orang Jawa yang bermukim di Malaysia.
Sementara lebaran ketupat merupakan tradisi masyarakat sebagai ungkapan syukur setelah melaksanakan ibadah puasa.
Namun, tujuan dari tradisi makan ketupat bersama keluarga maupun tetangga setelah salat Id diharapkan menjadi momen untuk saling mengakui kesalahan.
Selain dari makna mengakui kesalahan, makna tersembunyi dari ketupat adalah sebuah bentuk segi empat ternyata wujud dari prinsip “kiblat papat lima pancer” yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat.
Prinsip tersebut kalau diotak-atik maknanya berarti empat arah mata angin utama, yaitu timur, selatan, barat, dan utara yang bertumpu di satu pusat.
Bila salah satu arah mata angin itu hilang, maka keseimbangan alam goyah. Terjemahan bebas filosofi tersebut bisa dikaitkan dengan arah jalan hidup manusia.
Ke mana pun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan lepas dari pusatnya, yaitu Allah SWT. Oleh sebab itu, agar tidak goyah maka manusia harus tetap ingat kepada Sang Khalik sebagai pusat dari segalanya.
Ada pula yang mengartikan prinsip “kiblat papat lima pancer” bahwa ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah SWT Sang Pencipta.
Ketupat juga bukan sekadar makanan yang disajikan untuk menjamu para tamu pada hari raya Idul Fitri maupun merayakan genapnya enam hari berpuasa sunah Syawal.
Sebagian masyarakat Jawa memaknai rumitnya membuat anyaman ketupat dari janur sebagai bungkus beras, mencerminkan kesalahan manusia.
Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran.
Penggunaan janur sebagai kemasan pun memiliki makna tersembunyi. Janur dalam bahasa Arab yang berasal dari kata “jaa a al-nur” bermakna telah datang cahaya. Sedangkan masyarakat Jawa mengartikan janur dengan “sejatine nur” (cahaya). Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadan.
Selain itu pula, tradisi makan ketupat lebaran yang masih langgeng hingga saat ini adalah penggunaan sayur opor sebagai pelengkapnya. Sayur opor pun memiliki makna filosofi, jika dilihat dari asal-usul bahan dasarnya yang menggunakan santan kelapa. Dalam bahasa Jawa santan ialah “santen” yang memunyai makna “pangapunten” atau memohon maaf.
Nah itulah sejarah mengenai asal muasal makan ketupat saat lebaran yang bisa menjadi tambahan wawasan kita bahwa Indonesia memiliki sejuta keunikan dan keberagaman adat istiadat serta budaya sehingga hal ini bisa menjadi satu tonggak untuk lebih bersatu dalam membangun negeri yang lebih baik lagi dan tidak mudah dicerai berai.
Masfim dot Com | Sumber : bigberita
Judul : Asal Muasal Makan Ketupat Saat Lebaran